Dedicated to Wayan
Sabtu, 26 November 2011
PUISI KITA
"PUTIH ABU-ABU"
SEJUTA KENANGAN BERMULA DARI SINI,
CINTA, PERSAHABATAN HADIR BEGITU SAJA,
TIDAK PERNAH KITA SADARI MEREKA TELAH HADIR,
KENANGAN ITU TERLALU INDAH UNTUK DILUPAKAN,
BEGITU BANYAK CERITA YANG TERUKIR,
BEGITU BANYAK PULA RASA YANG TERPENDAM,
TAPI ITU PUN TELAH CUKUP MEWARNAI HIDUPKU,
SEKALIPUN SEKARANG KAMU TELAH PERGI,
AKU TAKKAN MELUPAKKAN DIRIMU.
dedicated to wayan
”MEMAKNAI HARI RAYA SARASWATI DI TENGAH DEGRADASI MORAL PARA PELAJAR”
Hari
Raya Saraswati merupakan hari yang dipercaya oleh umat Hindu sebagai hari untuk
memperingati turunnya ilmu pengetahuan ke dunia. Hari Raya Saraswati
diperingati setiap 210 hari atau 6 (enam) bulan sekali, tepatnya pada Saniscara,
Umanis Wuku Watugunung.
Umat
Hindu terutama di Bali, memperingati Hari Raya Saraswati dengan menghaturkan
banten pada lontar atau buku, yang dianggap sebagai sumber dari ilmu pengetahuan
tersebut. Bukan hanya itu umat Hindu juga melakukan persembahyangan kehadapan
Dewi Saraswati dan menghabiskan malam Sastra dengan Dharma Tula atau Dharma
Gita. Keesokan harinya umat Hindu melakukan Banyu Pinaruh, dengan tujuan agar
mendapatkan berkah dari air ilmu pengetahuan dan mendapatkan penyucian. Tapi
sayangnya kegiatan tersebut dilakukan hanya sebatas ritual saja, tanpa
mengetahui makna sebenarnya dari perayaan Hari Raya Saraswati tersebut.
Sekarang
tidak banyak para pelajar yang mau melakukan kegiatan – kegiatan seperti Dharma
Tula, Dharma Gita, atau kegiatan keagamaan lainnya dalam merayakan Hari Raya
Saraswati. Sehingga para pelajar atau pemuda di Indonesia khususnya di Bali
dihadapkan dengan masalah yang besar. Karena terjadi kemerosotan moral dari
para pelajar, yang banyak menyebabkan kemunduran kualitas manusia Indonesia.
Masalah inilah yang harus mendapatkan perhatian khusus dari para pelajar maupun
para pendidik.
PEMBAHASAN
Ilmu
pengetahuan merupakan sesuatu yang paling mempengaruhi manusia dalam
kehidupannya. Karena ilmu pengetahuan dapat mengantarkan umat manusia dari
kegelapan menuju cahaya pengetahuan yang abadi. Dalam umat Hindu, juga
dipercaya bahwa bhakti yang dilakukan dengan jalan Jnana atau ilmu pengetahuan
lebih utama dan mulia dari pada bhakti yang kita lakukan dengan materi yang
kita miliki. Hal ini juga tertulis dalam kitab Bhagavad Gita IV.33 :
Śreyān
dravya-mayād yajñāj
jñāna-yajñaḥ
paraṁtapa,
sarvaṁ karṁākhilaṁ
pārtha
jñāne parisāpyate.
Persembahan berupa ilmu
pengetahuan, wahai Arjuna, lebih mulia dari pada persembahan materi; dalam
keseluruhannya semua kerja ini akan mendapatkan apa yang diinginkan dalam ilmu
pengetahuan, wahai Partha.
Dalam
sloka tersebut tertuang jelas bahwa ilmu pengetahuan adalah persembahan yang
sangat mulia, karena ilmu pengetahuan tersebut dapat membimbing kita dalam
kehidupan yang begitu keras ini. Tetapi ilmu pengetahuan juga dapat menyebabkan
kegelapan jika penerapannya tidak dilandasi dengan Dharma. Sehingga keselarasan
antara ilmu pengetahuan dan Agama sangat penting.
Ilmu
pengetahuan sangat erat kaitannya dengan seorang pelajar atau seorang Brahmacari.
Seorang pelajar hendaknya mencerminkan sikap seseorang yang terdidik dan
terpelajar. Tetapi pada zaman Kali Yuga ini, antara kebenaran dan kegelapan
hampir tak ada batas dan bedanya, karena banyak hal yang benar disalahkan dan
yang salahpun dipaksakan menjadi benar. Sehingga banyak perilaku para pelajar
kita yang tidak sesuai dengan etika dan moral bangsa ini. Sebagai contohnya
adalah aksi contek massal Ujian Nasional (UN) yang terjadi di SDN Gadel II Surabaya, yang baru –
baru ini terjadi yaitu perkelahian siswi di SMA Negeri 1 Palu, Sulawesi Tengah,
dan masih banyak lagi aksi para pelajar bangsa ini yang berperilaku tidak
mencerminkan karakter seorang yang terdidik.
Telah
terjadi pergeseran nilai – nilai dalam pendidikan di Indonesia. Ini sangat
memperihatinkan karena masa depan bangsa ini berada di tangan para pelajar atau
pemuda Indonesia. Tidak ada lagi rasa hormat dan menjunjung tinggi ilmu pengetahuan yang diterimanya tersebut.
Padahal ilmu pengetahuan tersebut merupakan
ilmu yang langsung diturunkan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan dilambangkan
oleh Dewi Sarasawati sebagai manifestasi-Nya.
Sungguh
agung dan mulia ilmu pengetahuan tersebut, sehingga pada Hari Raya Saraswati
kita tidak hanya sekedar memperingati hari turunnya ilmu pengetahuan dengan
melakukan ritual – ritual saja. Lebih dari itu kita harus memaknai Hari Raya
Saraswati dengan melakukan tindakan – tindakan nyata yang berguna dan sesuai
dengan ajaran Agama. Salah satu contohnya melakukan disiplin Brahmacari, sebagai
seorang pelajar yang sedang menuntut ilmu pengetahuan diharapkan melakukan
disiplin dalam menuntut ilmu dan menjunjung nilai – nilai moral bangsa. Seperti
yang terulis dalam kitab Bagavad Gita IV.34 :
Tad viddhi praṇipātena
Paripraśnena
sevayā,
Upadekṣyanti te
jñānaṁ
Jñāninas
tatva-darśinaḥ
Pelajarilah itu dengan
sujud disiplin, dengan bertanya dan dengan pelayanan; orang bijaksana, yang
melihat kebenaran, akan mengajarkan kepadamu pengetahuan itu.
Dalam
sloka tersebut dikatakan bahwa pengetahuan itu harus dilakukan dengan disiplin,
ketulusan hati, dan dilandasi dengan kebenaran, dengan demikian pengetahuan
tersebut akan dapat kita peroleh dan dapat memberikan manfaat bagi seluruh
kehidupan manusia.
Kegiatan
yang berlandaskan agama inilah yang seharuskan kita selalu lakukan. Sehingga
dapat merubah wajah dunia saat ini, yang diliputi oleh banyak kebohongan, dan
kegelapan. Dengan tindakan – tindakan yang sesuai ajaran Agama dan Moral bangsa
tersebut diharapkan dapat menginspirasi para pemuda atau pelajar yang lain
dalam bertindak dan meraih kesuksesan.
Simpulan :
Peringatan
Hari Raya Saraswati bukan hanya kita lakukan dengan ritual semata, tetapi lebih
dari itu kita memaknainya dengan melakukan tindakan – tindakan nyata yang
berlandaskan agama, yang dapat mengatasi degradasi atau kemerosotan moral para
pelajar atau pemuda Indonesia khususnya para pelajar atau pemuda Hindu.
Saran :
Dengan
adanya perayaan Hari Raya Saraswati ini diharapkan kita lebih lagi
menginstropeksi diri agar menjadi bukan hanya seorang pelajar, tetapi lebih
dari itu dapat menjadi pelajar yang bermoral dan sebagai generasi penerus
bangsa yang bertanggung jawab. Tidak hanya pada perayaan Hari Raya Saraswati
kita melakukan tindakan – tindakan yang berlandaskan Agama tetapi juga
sepanjang hidup kita. Karena ilmu pengetahuan harus diterapkan berlandaskan
Agama, dan ilmu pengetahuan tersebut tidak berujung yang tidak akan selesai
kita pelajari sampai akhir hidup ini.
Minggu, 02 Oktober 2011
MOTIVATION ON SATURDAY
Apa pun yang orang katakan pada kita, itu adalah hal yang sangat dapat membangun kita? Baik itu cacian, makian, maupun pujian, apapun itu, kita harus bisa untuk menjadikan hal tersebut indikator kita sebagai orang di masyarakat. Apa yang kita lakukan di mata kita baik, belum tentu di mata orang lain baik, kita harus bisa menjaga sikap di masyarakat. Tapi yakinlah pada pendirian kita, jika itu memang sangat baik. Karena kita melakukan hal tersebut demi kebaikan, dan Tuhan akan selalu memberkati apa yang kita lakukan.
Jumat, 30 September 2011
MOTIVATION ON FRIDAY
Sebuah kehidupan keras harus kita jalani. Jangan pernah merasa terbebani saat kita diberikan cobaan! Kita harus lepas dari rasa cemas dan takut dari sebuah masalah. Lakukan hal yang terbaik, jangan menyerah dan putus asa. Bahkan kemungkinan terburuk pun kita harus jalani dengan hati yang tegar. Karena Tuhan akan selalu melindungi kita dan memberikan solusi hidup kita. Jika kita mau berusaha untuk lepas dari masalah tersebut, percayakan diri kita, Tuhan akan membimbing kita keluar dari masalah tersebut. Dan kebahagiaan akan selalu terpancar pada semua makhluk.
Rabu, 28 September 2011
MOTIVATION ON THURSDAY
Dalam suatu usaha pasti ada keberhasilan atau kegagalan. Semua orang akan selalu siap untuk menerima keberhasilan. Tapi bagaimana dengan kegagalan? Banyak orang tidak siap untuk hal ini, orang akan cenderung berputus asa jika mengalami kegagalan. Tapi sebenarnya kegagalan merupakan adalah keberhasilan yang tertunda. Janganlah kita menganggap jika kita gagal, usaha kita akan berhenti sampai di sana. Kita harus mempelajari apa yang membuat usaha kita gagal sebelumnya. Apakah kita telah sungguh - sungguh menekuni hal yang kita lakukan itu? Semua yang kita alami sebelumnya dapat menjadi patokan kita untuk belajar dan berusaha lebih giat lagi. Percaya akan kemampuan kita bahwa kita akan dapat melakukan hal tersebut. Dengan usaha sungguh - sungguh dan rahmat Tuhan, pasti kita akan dapat mencapai apa yang kita harapkan.Selasa, 27 September 2011
MOTIVATION ON WEDNESDAY
Tak ada yang mustahil di dunia ini jika kita mau berusaha. Apa yang terjadi dalam kehidupan kita adalah cerminan dari pikiran kita. Jadi berpikirlah yang positif maka kita akan mendapatkan hal yang positif juga. Saat kita sakit atau bersedih, pikirkanlah bahwa kita masih punya semangat untuk kembali sembuh dari sakit atau kesedihan kita. Maka niscaya semangat yang kita bangun akan membawa kita dalam kebahgiaan yang tak terpikirkan oleh kita. Dan Tuhan akan memberikan jalan untuk hal tersebut, karena semangat kita.
MOTIVATION ON TUESDAY
Biarkanlah kejadian kemarin menjadi history kita, jangan terlalu larut dalam kesedihan kemarin! Kita harus bangkit dari kesedihan tersebut. Jadikanlah pengalaman kemarin guru, guru yang bisa membawa kita menjadi orang yang lebih kuat lagi. Masalah yang kita hadapi akan membuat kita menjadi orang yang lebih kuat lagi di hari esok. Berbuatlah semampu kita untuk menghadapi masalah tersebut, seraya kita berdoa kepada Tuhan, dan pasrahkan hasil dari usaha kita kepada-Nya, karena sesungguhnya apa yang telah terjadi adalah hal yang terbaik untuk kita.
Minggu, 25 September 2011
MOTIVATION ON MONDAY
Tuhan membantu kita berdiri, saat kita jatuh. Tuhan menghapus air mata kita, saat kita menangis. Tuhan memeluk kita saat kita takut. Tuhan membukakan jalan, saat kita tidak tau mau kemana lagi melangkah. Tuhan selalu memberikan banyak hal, bahkan lebih banyak dari yang kita inginkan.
Sabtu, 24 September 2011
MOTIVATOR FOR OUR SELF
Hidupmu adalah anugerah dari Tuhan, Tuhan akan memberikan apa yang engkau butuhkan, jadi jalanilah hidup ini dengan semangat, karena Tuhan akan selalu memberikan kita kekuatan untuk berbuat lebih. Jadi, percayalah selalu Tuhan akan membantu kita dalam berbagai masalah.
Jangan terlalu khawatir dengan hidupmu! Jangan pernah takut pada setiap pada yang menerjangmu. Karena kita punya Tuhan yang memiliki kuasa dan kehendak akan hidup kita. Yakinkan diri kita, dan biarkan Tuhan melakukannya.
BERBAGI CERITA PENDEK
CITA
DAN CINTA
Ketika
keheningan masih menyelimuti sudut kota, embun pagi pun masih membasahi
dedaunan. Cuaca yang dingin sangat menusuk kalbu. Bagus pun harus bergegas untuk
berangkat ke sekolah. Karena saat itu tahun pertama ia masuk SMA, Bagus harus
datang lebih pagi. Walaupun Bagus telah ditinggalkan dengan kedua orang tuanya
tetapi ia selalu tegar dan berusaha agar menjadi orang yang berguna. Dan
sekarang ia hanya tinggal bersama Pamannya.
Suasana
asing pun dirasakan Bagus saat memasuki sekolah barunya. Dan Bagus bertemu
dengan seorang teman barunya. “ Selamat pagi,,,!”, sapa Bagus kepada salah
seorang teman barunya. “Pagi juga.”, temanya membalas. “Nama kamu siapa?”, lanjut
temannya. “Nama ku Bagus, kalau kamu?”, sahut Bagus. “Kalau aku Nina.”,
jawabnya. Kemudian mereka pun pergi ke kelas bersamaan, karena kebetulan kelas
mereka sama. “Pagi anak – anak! Bapak adalah wali kelas kalian, dan nama bapak
adalah Pak Rahmat.”, Pak Rahmat memperkenalkan dirinya. “Sekarang bapak ingin
kalian memperkenalkan diri kalian!”, lanjut Pak Rahmat. Satu persatu dari
mereka memperkenalkan diri mereka masing – masing, walaupun masih terlihat malu.
Semuanya pun masih terlihat segan untuk saling menyapa.
Seminggu
berlalu, di dalam kelas pun sudah terlihat suasana yang akrab. Dan Bagus pun sudah banyak memiliki teman,
salah satunya Indra, teman sebangkunya. Pagi itu mereka sedang belajar Biologi
yang diajarkan oleh Pak Idwan. Semua siswa di kelas sangat serius mengikuti
pelajaran tersebut. “ Gus,,,lihat tidak cewek yang duduk di ujung sana?”, tanya
Indra. “Yang mana Ndra?”, tanya Bagus. “Yang di ujung sana!”, jelas Indra.
“Oh,,yang itu, cewek itu sih aku kenal namanya Nina. Emangnya cewek itu kenapa?”
sahut Bagus. “Cewek itu cantik ya! Terus katanya cewek itu juara umum waktu SMP!”,
seru Indra. Mereka berdua asyik bercerita sampai, mereka tidak memperhatikan
Pak Idwan menjelaskan. “Bagus, Indra apa yang kalian ceritakan di sana!”, Pak
Idwan memarahi mereka berdua.
“Maaf,,,Pak!”, kata mereka berdua dengan sedikit malu. Pak Idwan pun melanjutkan
penjelasannya. Bel pulang berbunyi, teng,,,teng,,,teng! “Baiklah anak-anak
sampai disini dulu pelajaran Bapak dan
untuk PR kalian buka halaman 6!” kata Pak Idwan mengakhiri pelajarannya.
Semua siswa pun bergegas untuk pulang.
“Bagus
pulang Bu….!”, salam Bagus. Walaupun bukan Bapak dan Ibunya, tapi Bagus telah
menganggapnya paman dan bibinya sebagai Bapak dan Ibunya sendiri. “Gimana tadi
sekolahnya Gus? Sudah banyak punya teman baru?” Tanya Bibi Bagus. “Ya….biasalah
Bu….! Oh…ya Bapak mana Bu?”, tanya bagus. “Bapak masih di kantornya. Bagus
cepat ganti Baju, terus makan siang dulu!”, suruh Bibi Bagus. Bagus merasa
senang mempunyai Bibi yang menyayanginya, tapi ia juga sering kali mengingat
Ibu kandungnya yang telah meninggal. Tiap hari Bagus setelah habis bekerja di
rumah, ia menyempatkan diri untuk menggambar pemandangan di sekitarnya. Bagus
memang gemar menggambar.
Teng…teng…teng…!
Bel masuk berbunyi. Bagus bergegas masuk kelas karena ia hampir terlambat.
“Gus…kamu sudah PR Kimia?” tanya Indra. “Aduh Ndra….aku lupa buat PR Kimia.
Terus gimana?” sahut Bagus. “Ada apa Gus?”, tanya Nina. “Ti…ti...tidak.”, jawab
Bagus dengan gugup. “Ah…bohong, Bagus lupa buat PR Kimia.”, sambung Indra. “Oh…PR
Kimia, nih aku sudah selesai. Pinjam aja PR ku!”, kata Nina dengan senyum.
“Ma…ma..kasih ya Nin!”, kata Bagus masih dengan gugupnya. “Makasih ya!” Bagus
berterimakasih dengan senyum malu. Dan Nina kembali ketempat duduknya. Nina
begitu baik terhadap Bagus, karena Bagus adalah teman pertamanya di sekolah
ini. Makin lama mereka berdua makin akrab.
Pada
saat penaikan kelas, ke kelas XI Bagus dan Nina masuk tiga besar di kelasnya.
Nina mendapat rengking pertama dan Bagus mendapat rengking ketiga. “Wah…selamat
ya Nin! Kamu mengang yang terbaik.”, Bagus memberikan selamat kepada Nina.
“Ya…selamat juga, kan kamu juga rengking ketiga.”, kata Nina. “Hai…asyik benar.
Sampai – sampai aku dilupain!”, kata Indra sambil menghampiri Bagus dan Nina.
“Ah...kamu ini bisa saja Ndra.” Kata Bagus. Setelah mereka naik ke kelas XI,
Bagus dan Nina pun berlainan kelas. Tapi Bagus dan Nina menjadi tambah dekat.
Dan Indra
Pada
saat sepulang sekolah, Bagus ingin memberbicara sesuatu dengan Nina. “Nin, ada
yang mau aku bicrakan sama kamu!”, kata Bagus. “Apa itu Gus?”, tanya Nina.
“…..sebenarnya aku suka sama kamu! Semenjak kita bertemu pertama kali, aku
selalu memikirkan kamu. Aku tidak tahu kenapa, mungkin aku sudah jatuh cinta
sama kamu Nin. Dan sekarang aku mau kamu jadi pacarku Nin, kamu mau tidak?”
Bagus menungkapkan perasaannya. “…..gimana ya? Aku juga sebenarnya suka sama
kamu, tapi aku juga malu untuk ungkapinnya. Aku mau jadi pacar kamu, yang
penting kita tetap mementingkan sekolah kita.”, jawab Nina. Bagus pun lega
dengan kata – kata yang diucapkan Nina. “Iya…itu pasti, sekarang aku antar
pulang ya?”, kata Bagus sambil tersenyum. “Boleh deh.”, kata Nina. Bagus pun
mengantar pulang Nina dengan ahti yang berbunga – bunga. Maklumlah Bagus baru
kali ini merasakan yang namanya jatuh cinta.
“Siang…aku
pulang Pak!” salam Bagus kepada Pamannya. “Wah…sepertinya ada yang lagi senang
nih!”, sindir Paman Bagus. “Kamu lagi jatuh cinta ya Gus?”, lanjut Paman.
”Iya…pak!” jawab Bagus dengan singkat. “Emangnya siapa cewek yang sudah kamu
suka?”, tanya Paman. “Namanya Nina Pak, dia itu cantik, pintar, dan baik
banget.” Jawab Bagus dengan lengkap. Bagus memang biasa bercerita tentang
sekolahnya kepada pamannya, termaksud urusan cewek begini, maklum dulu Paman
Bagus sering gonta – ganti pacar juga waktu SMA. “Oh…Nina ya. Kamu boleh saja
pacaran, tapi kamu harus pentingkan sekolah kamu dulu!”, Paman memberi nasihat
kepada Bagus.
Sekarang
Bagus dan Nina selalu bersama, mereka memang sudah saling sayang. Hingga
pekerjaan rumah mereka pun, mereka bersama – sama mengerjakaannya. Tapi
hubungan mereka sedikit renggang ketika mereka naik ke kelas XII, karena saat
kelas tiga Bagus mempunyai teman yang bernama Vita, Vita dan Bagus sedikit
dekat, karena Vita memang orangnya baik, tapi akibatnya hubungan Bagus dan Nina
jadi sedikit renggang. “Bagus…ada hubungan apa kamu dengan Vita, kenapa kalian
begitu dekat?”, Nina bertanya dengan sedikit mebentak. “Aduh…Nin tenang dong,
jangan marah – marah begitu. Aku itu tidak ada apa – apa dengan Vita, cuma
teman kok.”, Bagus coba untuk menenangkan Nina. Nina percaya – percaya saja
dengan Bagus, tapi hatinya masih curiga karena banyak teman – temannya yang
bilang kalau Bagus pacaran dengan Vita.
Teng…teng…teng…!
Bel pulang sekolah berbunyi. “Bagus…kamu pulang dengan siapa? Boleh tidak aku
minta tolong, antar aku pulang? Soalnya hari ini aku tidak dijemput.”, kata
Vita. “Boleh.”, kata Bagus. Bagus lupa bahwa ia harus mengantar pulang Nina.
Bagus pun mengantar pulang Vita, tapi kejadian itu dilihat oleh Nina. Nina
sangat cemburu saat melihat Bagus dan Vita berboncengan. Nina hampir menangis,
namun tetesan air matanya dapat ia tahan, akhirnya Nina pulang naik angkot.
Sesampai di rumah Nina tidak dapat menyembunyikan rasa cemburunya, ia menangis
seharian di kamarnya. Dan Bagus juga terpikir Nina, karena ia tidak memberi
tahu Nina sebelumnya, bahwa ia mengantar pulang Vita.
Keesokan
harinya, Nina langsung menghampiri Bagus ke kelasnya, saat itu kelas masih
kosong dan hanya ada Bagus yang duduk menunggu teman – temannya datang.
“Bagus…semuanya sekarang sudah jelas, kemarin aku lihat kamu berduaan dengan
Vita. Aku sangat kecewa sama kamu, dan mulai detik ini kita putus.”, Nina dengan emosinya berkata kepada Bagus.
Dan Nina pun langsung pergi tanpa mau mendengarkan penjelasan Bagus. Bagus
hanya terdiam mendengar perkataan Nina tadi. Ia berusaha untuk menjelaskan yang
sebenarnya kepada Nina, tapi ia tidak mau lagi mendengara apa – apa dari Bagus.
Kemudian Bagus pergi ke kelas Indra untuk curhat karena kejadian tadi. Setiap hari Bagus berusaha untuk dapat
berbicara dengan Nina, tapi semua itu sia – sia, karena Nina tetap teguh
terhadap pendiriannya.
Hari
– hari pun berlalu, tetapi hubungan Bagus dan Nina belum juga membaik. Hingga
saat pengumuman pelulusan, mereka berdua pun lulus. “Bagus…kok kamu murung
padahal kita kan lulus?”, tanya Indra. “Aku tidak apa – apa.”, jawab Bagus
dengan singkat. Indra, Vita, Bagus dan teman – teman mereka lainnya pun
merayakan kelulusan mereka. Tapi hati
Bagus tidak tenang karena mungkin Ia tidak akan bertemu Nina lagi. Bagus merasa
bersalah karena dia, hubungan yang telah mereka jalin selama dua tahun hilang
sudah.
Setiap
hari Bagus mencoba menghubungi Nina tetapi, tidak berhasil – hasil juga. Semua
usaha ia telah jalani untuk dapat bertemu Vita. “Indra gimana nih? Nina tidak
bisa dihubungin!”, tanya Bagus. “Gimana kalau kita kerumahnya saja langsung?”,
saran Indra. “Boleh juga, kalau gitu cepat!”, kata Bagus. Mereka berdua pun
pergi kerumah Nina. “Pagi…Pagi…!”, kata Bagus sambil menggedor – gedor pintu
rumah Nina. Dan Ibunya pun membukakan pintu. “Ada apa ya?”, tanya Ibu Nina.
“Kami berdua teman SMA Nina Bu...! Kami berdua ingin bertemu dengan Nina.”,
jelas Bagus. “Oh…tapi Nina sekarang ada di Rumah sakit. Sudah dari seminggu yang
lalu Nina sakit.”, kata Ibu Nina. Mendengar perkataan Ibu Nina, Bagus langsung
kaget. Dan mereka berdua pun meminta izin untuk dapat menjenguk Nina.
Sesampai
di rumah sakit, mereka berdua bergegas ke kamar dimana Nina dirawat. Di kamar
itu Bagus melihat Nina terbaring lemas di tempat tidurnya, disana Bagus
menjelaskan semuanya yang sebenarnya terjadi. “Nin, aku minta maaf, karena aku
telah buat kamu jadi begini. Sebenarnya yang kamu lihat lalu itu salah, aku
hanya mengantar pulang Vita. Aku tidak ada apa – apa dengan Vita. Aku sayang
kamu, dan aku tidak mau kehilangan kamu. Nina tolong percaya sama aku. Aku
sudah berkali – kali menghubungi kamu untuk menjelaskan semua ini, tapi tidak
bisa.”, Bagus pun menjelaskan panjang lebar dengan segenap penyesalannya.
“Ia…aku percaya sama kamu, sebenarnya aku juga yang salh, aku langsung berpikir
buruk sama kamu.”, Nina pun memberikan maaf kepada Bagus. Bagus pun senang
mendengar perkataan Nina. Setiap hari, Bagus menjenguk Nina agar Nina cepat
sembuh. Seminggu berlalu Nina pun sembuh dari sakitnya. Sekarang Nina lega
karena orang yang ia sayangi telah kembali lagi. Bagus pun begitu, ia sekarang
selalu bertemu dengan Nina.
Hari
– hari pun terus berlalu. Dan kehidupan Bagus pun menjadi membaik. “Bagus,
sekarang kan kamu sudah lulus SMA, Bapak ingin kamu melanjutkan sekolahmu ke
Australia.”, kata Paman Bagus. “Dan besok ada tes untuk bisa kuliah di
Australia, kalau kamu lulus. Biayanya sudah ditanggung.”, lanjut Paman Bagus.
Keesokan
harinya Bagus mengikuti tes tersebut. Karena Bagus sangat ingin menjadi
arsitek, jadi Bagus berusaha keras agar mendapatkan beasiswa tersebut. Perserta
tes tersebut sangat banyak, jadi Bagus sempat pesimis. Tapi karena tekadnya
yang kuat ia pun berhasil lulus. Berita gembira ini pun langsung ia beri tahu
kepada Pamannya, dan juga Nina.
“Nin,
akhirnya aku akan menggapai cita – citaku. Aku lulus tes biar dapat kuliah di
Australia.”, k ata Bagus kepada Nina. “Tapi kita harus berpisah Nin.”, lanjut
Bagus. “Tidak apa – apa, kamu harus menggapai cita – citamu dulu, ingat janji
kamu dulu. Dan aku akan menunggumu sampai kamu pulang!”, kata Nina. “Ia…makasih
ya Nina. Minggu depan aku sudah berangkat, aku janji aku tidak akan macam –
macam di sana, aku hanya ingin menggapai cita – citaku dan aku akan kembali
untuk kamu.”, kata Bagus.
Bagus
pun berangkat Nina, dan Indra juga ikut mengantarnya sampai ke bandara. “Nina
mungkin ini terakhir kali aku melihat kamu sekarang!”, kata Bagus. “Tidak..Gus,
aku akan selalu ada dalam hatimu. Ini kotak musik buat kamu, jika kamu kangen
sama aku, putar aja kotak musik ini. Pasti rasa kangenmu akan hilang.”, kata
Nina. Dan Bagus juga memberikan kalung yang selama ini ia pakai kepada Nina.
“Kalung ini akan aku ambil kembali saat aku pulang nanti.”, kata Bagus sambil
tersenyum.
Bagus
pun pergi untuk meraih impiannya. Sementara Nina selalu menantikan kepulangan
Bagus. Setiap hari ia melihat kalender rumahnya. Ia merasa waktu berputar
sangat lama. Tetapi Nina tetap sabar menunggu kehadiran cintanya kembali. Dan
kalung Bagus pun dapat menghilangkan rasa kerinduan hatinya. Nina menatap
fotonya bersama Bagus yang ia simpan di pojok kamarnya.
Lima
tahun pun berlalu, penantian Nina selama ini akan segera terbayar. Bagus
menelpon Nina untuk bertemu di taman kota pagi itu. Nina pun dengan muka yang
bahagia langsung bergegas untuk pergi ke taman kota. Sesampainya di sebuah
kursi, Nina mendengar kotak musik yang ia pernah berikan kepada Bagus, dan
seketika Bagus muncul sambil membawa kotak musik itu. “Bagus…aku kangen banget
sama kamu!”, kata Nina sambil memeluk Bagus. “Aku juga Nin, sekarang aku telah
menepati janjiku dulu. Aku tidak mau lagi berpisam dengan kamu, aku akan selalu
ingin bersama kamu.” Kata Bagus
Bagus
pun telah mendapatkan cintanya dan juga meraih cita – citanya. Dedaunan yang
jatuh ke tanah di taman itu pun menjadi saksi akan besarnya Cinta mereka
walaupun terpisahkan oleh jarak dan waktu. Akhirnya, mereka dapat bersama
kembali, dengan sebuah harapan yang cerah.
TAMAT
Langganan:
Komentar (Atom)






