Sabtu, 05 Januari 2013

Jalan TOL, Untuk Siapa?


Tahun 2013 telah tiba dan menengok sejenak persiapan Bali yang akan menjadi tuan rumah dalam APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) pada Bulan oktober 2013. Bali harus mempersiapkan segala aspek baik itu dalam keamanan sarana maupun prasarana yang memadai, salah satu yang menjadi problem di bali yaitu maslah kemacetan yang cukup parah. Untuk hari biasa saja kita dapat merasakan kepadatan di sepanjang jalan Denpasar-Nusa Dua. Oleh karena itu diperlukan rekayasa lalu lintas untuk mengurai kemacetan yang terjadi di Bali. Salah satu usaha rekayasa lalu lintas yang diambil oleh pemerintah yaitu dengan membuat jalan baru sepanjang benoa, Bandar udara, dan nusa dua.

Jalan ini merupakan jalan berbayar atau biasa yang disebut dengan jalan Tol. Tidak seperti jalan Tol pada umunnya jalan Tol di Bali ini merupakan jalan Tol yang dibangun di atas permukaan laut. Pembangunan jalan di atas permukaan laut ini diambil atas pertimbangan masalah budaya yang kuat di Bali. Pembangunan jalan TOL ini banyak menimbulkan pro dan kontra. Salah satu yang menjadi masalah dan pertanyaan besar sebagian  masyarakat yaitu pembangunan jalan TOL ini dianggap merusak kawasan hutan mangrove yang ada di daerah Suwung, karena jalan ini melintasi kawasan hutan mangrove tersebut. Dan siapa yang akan diuntungkan dalam pembangunan jalan ini?

Pada awalnya saya berpikri bahwa pembangunan ini dapat merusak ekosistem yang ada di laut dan hutan mangrove, tetapi setelah saya melakukan kuliah lapangan dan mendapatkan penjelasan dari Direktur Utama PT Jasa Marga Bali Tol, sebagai mahasiswa Teknik Sipil saya berpendapat bahwa pembangunan ini akan berdampak positif bagi masyarakat Bali. Saya berpendapat seperti ini karena pembangunan jalan TOL ini sudah memperhatikan AMDAL (Analisi Mengenai Dampak Lingkungan) dan juga pihak dari PT Jasa Marga Bali Tol akan menanam kembali pohon mangrove di sekitar kawasan jalan ini. Bukan hanya itu Pemkab Badung juga ikut dalam kepemilikan saham dari jalan TOL ini. Sehingga ini akan meningkatkan pendapatan daerah khusunya Kabupaten Badung. Jalan Tol ini juga akan membantu Bali untuk mengurai kemacetan yang terjadi. Hal ini akan membawa dampak positive bagi Bali di mata dunia, apalagi pemimpin – pemimpin Negara – Negara APEC akan mengunjungi pulau dengan beribu keindahan ini. Bukan hanya membantu Bali dalam penyelenggaran APEC 2013, hal ini juga akan meningkatkan minat wisatawan asing maupun domestik untuk datang ke Bali, yang tentu saja hal ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali yang banyak hidup bergantung sektor Pariwisata. Tetapi hal ini bukan berarti kita tidak akan mengawasi pembangunan jalan ini. Mari kita dukung dan awasi pembanguan jalan TOL ini, agar pembangunan ini benar – benar akan menguntungkan masyarakat Bali.